Rabu, 09 Mei 2012

ANALISIS GERAK PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA


ANALISIS  GERAK  PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA
(@irpanSport91)


A.    Teknik Dasar
Teknik dasar dalam cabang olahraga sepakbola ada 3 yaitu:
1.      Menendang (passing dan shooting)
      Merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari suatu tempat ketempat lain dengan menggunakan kaki atau bagian kaki. Menendang bola dapat dilakukan dalam keadaan bola diam, menggelinding maupun melayang di udara.
Tujuan menendang :
  •  Untuk memberikan bola kepada teman
  • Memasukan bola ke gawang lawan
  • Untuk menghidupkan bola kembali setelah terjadi suatu pelanggaran seperti tendangan bebas, tendangan penjuru, tendangan gawang dan sebagainya.
  • Untuk melakukan clearing untuk pembersihan dengan menyapu bola yang berbahaya didaerah sendiri atau usaha membendung serangan lawan pada daerah pertahanan sendiri.
2.      Menahan dan mengontrol bola (stopping)
      Merupakan usaha untuk menghentikan atau mengambil bola untuk selanjutnya dikuasai sepenuhnya. Dengan demikian bola akan dapat dimainkan selanjutnya baik dalam menyusun serangan begitu juga dalam membangun serangan balik. Jadi tindakan menahan bola merupakan pendahuluan dari mengontrol bola. Beberapa prinsip yang perlu diketahui dalam menahan bola :
  •  Bola harus didatangi atau harus memotong jalannya bola
  • Diambil dengan bagian tubuh yang dilemaskan
  • Menguasai situasi dimana lawan  berada
  • Setelah sentuhan pertama bola harus sudah dikuasai sepenuhnya.
3.      Menggiring bola (dribbeling)
      Merupakan teknik dalam usaha bola dari suatu daerah kedaerah lain pada saat permainan sedang berlangsung beberapa prinsip yang perlu dilakukan untuk dapat menggiring bola dengan baik antara lain :
  • Bola harus dikuasai sepenuhnya berarti tidak mungkin dirampas lawan
  • Dapat menggunakan seluruh bagian kaki sesuai dengan tujuan apa yang ingin di capai
  • Dapat mengawasi situasi permainan pada waktu menggiring bola.
Tujuan dari menggiring bola adalah :
  • Untuk memindahkan daerah permainan
  • Untuk melewati lawan
  • Memancing lawan untuk mendekati bola hingga daerah penyurangan terbuka.
  • Untuk memperlambat tempo permainan.
B.     Karakteristik Kondisi Fisik
Kondisi fisik yang dipakai dalam gerakan-gerakan olahraga sepakbola adalah:
a.       Endurance (daya tahan)
Endurance digunakan pada saat permainan sepakbola terutama pada saat melakukan gerakan-gerakan berlari, melompat dan menpassing, daya tahan dalam waktu yang sedang (median durasi endurance) daya tahan otot (maskula endurance)
b.      Kekuatan (Strength)
Kekuatan juga dibutukan untuk gerakan-gerakan berlari, melompat dan shooting dan penjagaan terhadap lawan . Kekuatan yang dipakai adalah kekuatan daya tahan (maskular endurance), daya (power)  dan kekuatan relative.
c.       Kecepatan (Speed)
biasanya dipakai untuk lari, dan kecepatan yang dipakai adalah kecepatan siklis.
d.      Koordinasi (coordination)
Biasanya digunakan untuk gerakan shooting, dan passing untuk menyempurnakan antara gerakan kaki dan tangan.
e.       Flexibility
Biasanya digunakan untuk gerakan yang gesit untuk menerobos pertahan lawan.
f.       Daya ledak (explosive  power)
Biasa digunakan pada gerakan menendang dan menahan bola.
C.    Sistem Energi Predominan
  1. ATP-PC
Reaksi ini melepaskan energi yang disimpan untuk melakukan kegiatan shooting dan dribble.
  1. ATP-Pedan LA
Reaksi ini bertujuan agar saat melakukan dribble tubuh tidak mudah lelah karena reaksi ini menyimpan CO2, H2O dan energi.
  1. LA-02
Dalam aktifitas lari , asam laktat yang terbentuk yang menyebabkan kram otot dan harus dibutuhkan oksigen agar asam laktat yang terbentuk secara berlahan dapat menghidari kram otot.
  1. Oksigen (O2)
Melalui respirasi O2 yang dihirup kedalam tubuh, maka diperoleh energi yang melimpah sehingga dalam saat bermain sepakbola, paru-paru tidak kekurangan oksigen.
D.    Otot yang Berperan
  1. Pengerak Utama
·         Musculus quadriceps femoris, biceps femoris dan musculus tibialis anterior, tibialis posterior
Dipakai dalam gerakan menendang.
·         Musculus bicep  femoris, dan musculus quadriceps femoris.
Dipakai pada gerakan menendang, lari dan bertahan.
·         Musculus bicep femoris.
Dipakai pada saat shooting, lari dan bertahan.
  1. Penggerak Antagonis
·         Musculus bicep  femoris, dan musculus quadriceps femoris.
Terjadi pemendekan otot pada muschulus bicep femoris dan pemanjangan otot pada musculus quadriceps femoris.  
  1. Pengerak Sinergis
Pada gerakan menendang, menahan dan menggiring yaitu:
·         Musculus gluteus maximus.
·         Musculus quadriceps femoris.
·         Musculus bicep  femoris, semitendinousu dan semimembranousus.
·         Musculus tibialis anterior dan tibialis posterior.
     4. Pegerak Stabilitas
·         Musculus tensor fascia latae.
·         Musculus gastrocnemius.
·         Musculus tibialis anterior dan tibialis posterior.
E.     Sendi dan Gerakan Sendi
Sendi yang berfungsi adalah sendi engsel yaitu pada lutut (articulation genu), (articulation coxae) pada pinggang, (articulation talocruralis) pada pergelangan kaki. Gerakan sendi yang digunakan pada saat melakukan menendang, menahan dan menggiring adalah flexi, exsenti, pronasi dan supinasi.
F.     Mekanika Gerakan
1. Kinematika
Dalam waktu 2x45 menit team harus memasukkan bola sebanyak-bayaknya kegawang lawan agar memperoleh skor yang tinggi dan menjadi pemenang dalam permainan.
2. Kinetika
·         Dibutuhkan postur tubuh yang tinggi.
·         Teknik individu harus bagus & adanya motivasi diri dan team untuk menang.
·         Kondisi fisik harus maksimal.
·         Koordinasi gerak harus sejalan.
·         Pertahanan terhadap seragan lawan harus kuat.
·         Inteligensi taktis dan semangat kerjasama harus besar.

TEORI REVOLUSI


TEORI REVOLUSI
Oleh: Riyadi
Pengertian
Sztompka memberikan gambaran bahwa revolusi merupakan puncak dari perubahan sosial. Revolusi merupakan sebuah proses pembentukan ulang masyarakat sehingga menyerupai proses kelahiran kembali. Perubahan yang terjadi melalui revolusi mempunyai cakupan yang luas dan menyentuh semua tingkat dan dimensi masyarakat. Perubahan akibat revolusi bersifat radikal, fundamental dan menyentuh langsung pada inti dan fungsi dari struktur sosial. Proses perubahan tersebut hanya memerlukan waktu yang cepat, sesuatu yang bertolak belakang dengan konsep evolusi pada perubahan sosial.
Revolusi mempunyai dua wajah yang saling bertolak belakang. Wajah pertama menggambarkan revolusi sebagai sebuah mitos, sedangkan wajah kedua memberikan gambaran revolusi sebagai sebuah konsep dan bahkan teori dalam ilmu sosiologi. Kedua wajah ini mempunyai kesaling terkaitan bahkan dialektika diantara keduanya menjadi suatu bentuk kewajaran.
Sejarah Munculnya Revolusi
Konsep revolusi pada awalnya merujuk pada pengertian gerakan melingkar pada benda langit. Tidak mengherankan apabila kita mengenal istilah revolusi bumi terhadap matahari. Namun kemudian penggunaan konsep revolusi juga menyentuh pada bidang sosial politik. Perkembangan selanjutnya memberikan gagasan tentang pentingnya revolusi dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan lebih “sempurna”. Marx menggunakan konsep revolusi sebagai alat untuk menumbangkan dominasi kapitalis dan sebagai landasan untuk membangun masyarakat komunis.
Secara berangsur-angsur, mitos revolusi mengalami kemunduran. Ini terjadi tidak lepas dari “kegagalan” revolusi itu sendiri. Revolusi dipandang sebagai suatu proses yang tidak pernah berakhir. Tatanan kehidupan yang lebih baik seperti yang dijanjikan tidak dapat terwujud. Sejarah telah membuktikan bahwa sebagian besar revolusi menghasilkan bentuk ketidakadilan, ketimpangan, eksploitasi dan penindasan yang lebih parah. Selain itu revolusi seringkali harus diiringi dengan tindak kekerasan, peperangan dan kerusuhan yang menimbulkan korban jiwa tidak sedikit. Revolusi dianggap sebagai sebuah bencana dibandingkan sebagai sebuah usaha penyelamatan kehidupan manusia.
Konsep revolusi dapat dibahas dalam dua perspektif, yaitu filsafat sejarah dan sosiologi. Konsep revolusi berdaarkan filsafat sejarah mempunyai ari sebagai bentuk terobosan radikal terhadap kesinambungan jalannya sejarah. Perspektif sosiologi memandang revolusi sebagai bentuk penggunaan kekuatan massa terhadap penguasa untuk melakukan perubahan mendasar dan terus-menerus. Revolusi dapat dianggap sebagai upaya membentuk ulang sejarah dengan menggunakan kekuatan krativitas manusia.
Kedua perspektif tersebut turut mempengaruhi pendefinisian konsep revolusi hingga pada akhirnya mengerucut pada tiga kelompok. Revolusi dapat diartikan sebagai lawan dari pembaruan. Perhatian utamanya adalah pada proses transformasi fundamental masyarakat. Selain itu, revolusi dapat dimaknai sebagai lawan dari evolusi. Tekanan yang diberikan adalah pada penggunaan kekerasan, perjuangan dan kecepatan perubahan yang terjadi.
Aliran-aliran teori Revolusi
Terdapat empat aliran dalam teori revolusi, yaitu tindakan, psikologi, struktural dan politik.
  1. Aliran tindakan disampaikan oleh Sorokin yang menitikberatkan pengamatan pada peran tindakan individu dalam revolusi. Secara garis besar terdapat dua kondisi yang mendorong terjadinya revolusi, yaitu tekanan dari bawah dan kelemahan dari atas.
  2. Aliran psikologi mengabaikan tindakan reflek atau naluriah dan beralih pada bidang orientasi sikap dan motivasi. Revolusi disebabakan sindrom mental yang menyakitkan yang terbesar di kalangan rakyat, diperburuk karena menjangkiti banyak orang sehingga memotivasi perjuangan kolektif untuk meredakannya.
  3. Teori struktural memusatkan pada tingkat struktur makro dengan mengabaikan faktor psikologi. Revolusi adalah hasil hambatan dan ketegangan struktural dan terutama bentuk hubungan khusus tertentu antara rakyat dengan pemerintah. Revolusi dicari penyebabnya berdasarkan konflik antar kelas, antar kelompok.
  4. Teori Politik melihat revolusi sebagai sifat fenomena politik yang muncul dari proses yang khusus terjadi di bidang politik. Revolusi dilihat sebagai akibat pergeseran keseimbangan kekuatan dan perjuangan perebutan hegemoni antar pesaing untuk mengendalikan negara.
Revolusi dianggapnya sebagai wujud dari perubahan sosial yang paling spektakuler, yang merupakan suatu pertanda perpecahan mendsar suatu proses histories, pembentukkan ulang masyarakat dari dalam, dan pembentukan ulang manusia. Revolusi tidak menyisakan apapun seperti keadaannya sebelumnya. Revolusi menutup epos lama dan membuka epos baru. Di saat terjadi suatu perubahan sosial besar, suatu revolusi, masyarakat mengelami puncak agenya. Bagi Sztompka pada saat itulah terjadi meledaknya potensi transormasi dirinya sendiri.
Secara ringkas Sztompka juga memberikan kerangka definisi tentang revolusi yang dikerucutkan dari beberapa ahli seperti C. Johnson (1968), Gurr (1970), Giddens (1989) yang pada akhirnya menemukan tiga komponen utama yang mendasar dari revolusi yaitu:
  1. Revolusi mengacu pada perubahan fundamental, menyeluruh dan multidimensional, menyentuh inti tatanan social.
  2. Revolusi melibatkan massa rakyat yang besar jumlahnya yang dimobilisasi dan bertindak dalam satu gerakan revolusioner. Seperti yang terjadi di Jepang dengan restorasi Maiji, revolusi Attaturk di Turki, Reformasi Nasser di Mesir, Perestorikanya Gorbachev).
  3. Revolusi memerlukan keterlibatan kekerasan dan penggunaan kekerasan. Walaupun ada proses revolusi di India oleh Ghandi atau gerakan sosial di Eropa Timur dan Tengah yang memaksa kematian komunisme. Seperti juga revolusi damai Solidaritas di Polandia dan revolusi Beludru di Ceko.
Tujuan Revolusi
Proses selanjutnya dari revolusi adalah suatu tatanan masyarakat yang seperti dihidupkan kembali, harapannya adalah dengan revolusi terjadi suatu perubahan yang lebih baik, dan masyarakat menemukan kesejahteraannya. Menurut Sztompka revolusi merupakan suatu proses perubahan sosial yang paling tinggi dan menimbulkan dampak yang luar biasa jika dibandingkan dengan proses perubahan sosial yang lainnya, yaitu:
  1. menimbulkan perubahan dalam cakupan terluas, menyentuh semua tingkat dan dimensi masyarakat, seperti: ekonomi, budaya, politik, organisasi social, kehidupan sehari-hari masyarakat, dan perubahan kepribadian manusianya.
  2. perubahan yang terjadi dan dihadilkan adalah perubahan yang menyentuh inti dari bangunan dan fungsi social masyarakatnya.
  3. Jika proses kesejarahan dianggap sebagai suatu proses yang relative lambat, maka proses revolusi merupakan suatu proses perubahan yang terjadi sangat cepat, tiba-tiba, seperti ledakan bom atom.
  4. Dalam seni pertunjukkan proses perubahan yang terjadi dalam bingkai revolusi merupakan suatu pertunjukkan perubahan yang paling menonjol, waktunya luar biasa cepat, dan karena itu sangat mudah diingat.
Revolusi dapat membangkitkan emosional khusus dan reaksi intelektual pelakunya dan mengalami ledakan mobilisasi massa, antusiasme, kegemparan, kegirangan, kegembiraan, optimisme dan harapan, perasaan hebat dan perkasa, keriangan dan aktivisme dan menggapai kembali makna kehidupan, melambungkan aspirasi dan pandangan utopia ke masa depan. Revolusi terjadi secara tidak merata di sepanjang sejarah. Kebanyakan terjadi dalam periode modern. Revolusi Besar seperti di Inggris pada tahun 1640, revolusi perancis pada tahun 1789 yang melahirkan epos modern, revolusi komunis di Rusia pada tahun 1917 dan di Cina pada tahun 1949, dan revolusi yang anti komunis di Eropa Timur, dan Tengah pada tahun 1989 revolusi ini mengakhiri periode komunis.
Cakupan Revolusi
Sztompka (2005) menjelaskan revolusi sosial kedalam lima hal yaitu; (1) menimbulkan perubahan dalam cakupan terluas, menyentuh semua tingkat dan dimensi masyarakat, (2) dalam semua bidang tersebut perubahannya radikal, fundamental, menyentuh inti bangunan dan fungsi sosial, (3) perubahan yang terjadi sangat cepat, tiba-tiba, (4) membangkitkan emosional khusus dan reaksi intelektual pelakunya dan mengalami ledakan mobilisasi massa, antusiasme, kegirangan, kegembiraan, optimisme, dan harapan.
Berbagai konsep revolusi yang telah disampaikan didepan mempunyai sebuah gagasan yang sama yaitu sebagai bentuk perubahan sosial yang dahsyat dan bersifat fundamental dalam merubah tatanan masyarakat dalam waktu yang relatif cepat. Terdapat faktor pencetus yang menyebabkan revolusi dapat berjalan dalam suatu masyarakat. Berbagai teori menyampaikan pendapatnya tentang faktor penyebab ini, namun kesemuanya dapat disimpulkan sebagai sebuah hasil dari ketidakadilan dalam masyarakat. Kondisi ketidakadilan atau penyimpangan inilah yang melahirkan semangat revolusi.
Akibat dari revolusi secara garis besar dapat dilihat dari tumbangnya penguasa lama dan digantikannya oleh tatanan penguasa baru. Selain merubah tatanan kepemimpinan, revolusi mampu merubah segala aspek kehidupan masyarakat.

Pengertian & Arti Definisi Evolusi Serta Jenis dan Macam Evolusi: Evolusi Kosmik dan Evolusi Organik - Pengetahuan Sains Biologi

Evolusi adalah merupakan kata yang berasal dari bahasa latin yang artinya membuka gulungan atau membuka lapisan. Kemudian bahasa itu diserap menjadi bahasa inggris evolution yang berarti perkembangan secara bertahap.
Pada teori evolusi berpendapat bahwa terjadi perubahan pada makluk hidup menyimpang dari struktur awal dalam jumlah yang banyak beraneka ragam dan kemudian menyebabkan terjadinya dua kemungkinan. Yang pertama adalah makhluk hidup yang berubah akan mampu bertahan dan tidak punah atau disebut juga dengan istilah evolusi progresif. Sedangkan kemungkinan atau opsi yang kedua adalah mahluk hidup yang berubah atau berevolusi tadi gagal bertahan hidup dan akhirnya punah atau disebut dengan evolusi regresif.
A. Pengertian Evolusi Berdasarkan Ilmu Sejarah
Evolusi adalah perkembangan ekonomi, sosial dan politik tanpa adanya paksaan dari waktu ke waktu secara sedikit demi sedikit dan dalam jangka waktu yang lama.
B. Pengertian Evolusi Menurut Ilmu IPA / Ilmu Pengetahuan Alam
Evolusi adalah perkembangan makhluk hidup dari bentuk yang sederhana ke betuk yang lebih kompleks menuju kesempurnaan secara bertahap dan memakan waktu yang sangat lama. Contoh dari binatang atau hewan kera menjadi manusia, ikan menjadi reptil, dan lain sebagainya.
C. Jenis-Jenis dan Macam-Macam Evolusi di Alam
1. Evolusi Kosmik
Evolusi kosmik adalah evolusi yang terjadi pada lingkungan abiotik atau lingkungan tidak hidup / tak hidup.
2. Evolusi Organik / Organis
Evolusi organik adalah evolusi yang terjadi pada lingkungan biotik pada mahluk hidup dari generasi ke generasi.

KESALAHAN UMUM TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI

KESALAHAN UMUM TERHADAP PENDIDIKAN JASMANI


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi siswa melalui aktivitas jasmani.
Persepsi yang sempit dan keliru terhadap pendidikan jasmani akan mengakibatkan nilai-nilai luhur dan tujuan pendidikan yang terkandung di dalamnya tidak akan pernah tercapai. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan, dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami bagi orang yang hendak mengajar pendidikan jasmani.
Dewasa ini sering sekali terjadi kesalahan dalam proses pembelajaran pendidikan kita secara umum dan secara  khusus pendidikan jasmani, Sebagai orang yang di dalam kehidupan kesehariannya senantiasa berkecimpung serta bergelut dengan dunia pendidikan khususnya pendidikan jasmani sudah seharusnya turut prihatin dengan kondisi yang terjadi saat ini terhadap dunia pendidikan kita secara umum dan secara  khusus pendidikan jasmani. Kualitas outcome dari produk pendidikan semakin hari dirasakan malah semakin menurun secara keseluruhan, degradasi moral, lunturnya nasionalisme serta hilangnya kebanggan kepada bangsa sendiri merupakan fenomena nyata dalam kehidupan. Hal ini patut dipertanyakan mengapa demikian?

B.     Rumusan Masalah
1.      Kesalahan umum terhadap pendidikan jasmani?


BAB II
PEMBAHASAN


A.    PENGERTIAN PENDIDIKAN JASMANI
·         Menurut Bahasa Yunani (Etimologi)
Kata “pendidikan”  dalam bahasa Yunani berarti paedagogie yang berasal dari kata “paid” yang berarti anak dan “agogos” yang berarti membimbing. Fokus dari bidang pendidikan jasmani adalah aktivitas fisik yang mengembangkan, bukan semata-mata aktivitas fisik itu sendiri. Selalu terdapat tujuan pengembangan manusia dalam program pendidikan jasmani. Dalam perkembangan selanjutnya,  pendidikan jasmani menekankan pada kesehatan, tentang olahraga.


·         Menurut Pangrazi dan Dauer (1992) (Terminologi)
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang memberi kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan melalui gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-cara yg tepat agar memiliki makna bagi anak. Pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang memberikan perhatian yang proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran, yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif.

B.     KESALAHAN UMUM PENDIDIKAN JASMANI
Secara umum, kesalahan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu:

·         Kesalahan dalam Perkembangan fisik. kesalahan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang (physical fitness).
·         Kesalahan dalam Perkembangan gerak. kesalahan ini berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, dan sempurna (skillfull).
·         Kesalahan dalam  Perkembangan mental. kesalahan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.
·         Kesalahan   Perkembangan sosial. kesalahan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.

C.    USAHA UNTUK MENGURANGI KESALAHAN DALAM PENJAS
1.      Sekolah
·         Melengkapi fasilitas pendukung dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
·         buat suasana lingkungan kondusif.

2.      Guru
·         Pintar dan berwawasan luas.
·         Disiplin
·         Mampu menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.
·         Berkepribadian yang mantap, stabil, dewasa,arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berahklak mulia.
·         Menjaga hubungan baik dan harmonis dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
·         Berpenampilan sederhana, menarik, rapi, dan sopan.
·         Memandang bahwa pekerjaan mendidik, mengajar merupakan sesuatu yang menarik dan menantang serta merupakan tanggung jawab pribadi seorang pendidik.
·         Bersedia melayani peserta didik yang lamban dengan penuh kesabaran.
·         Bersikap realitis terhadap  peserta didik.

3.      Siswa
·         siswa harus mematuhi tata cara pembelajaran dengan baik.
·         Siswa harus aktif dalam pembelajaran.
·         mempunyai minat yang besar untuk melakukan aktifitas jasman

BAB III
KESIMPULAN


A.    Kesimpulan
Kesalahan yang terjadi dalam pendidikan jasmani yaitu ; Kesalahan dalam Perkembangan fisik, Kesalahan dalam Perkembangan gerak, Kesalahan dalam  Perkembangan mental dan Kesalahan   Perkembangan sosial.


B.     Saran
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi siswa melalui aktivitas jasmani. Maka kita sebagai pelaksana pendidikan jasmani harus lebih memahami berbagai macam kiat-kiat atau prospek pendidikan jasmani yang dilakukan saat ini maupun untuk yang akan datang.















DAFTAR PUSTAKA


Drs. Jonni, M.Pd. 2010. Buku Ajar Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Padang : UNP.