Diposkan
oleh sunny di 08:55 . Kamis,
02 April 2009
Label: fungsi dan manfaat filsafat, Tujuan
Tujuan,
fungsi dan manfaat filsafat
Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha
memahami alam semesta, maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah
kontrol, dan tujuan seni adalah kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan
komunikasi dan ekspresi, maka tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan
(understanding and wisdom).
Dr Oemar A. Hoesin mengatakan: Ilmu
memberi kepada kita pengatahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat
memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun
dengan tertib, akan kebenaran. S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya:
filsafat itu dapat memberikan ketenangan pikiran dan kemantapan hati, sekalipun
menghadapi maut. Dalam tujuannya yang tunggal (yaitu kebenaran) itulah letaknya
kebesaran, kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat di antara kerja manusia
yang lain. Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya
baginya, itulah tujuan yang tertinggi dan satu-satunya.
Bagi manusia, berfilsafat itu
bererti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya, senetral-netralnya dengan perasaan
tanggung jawab, yakni tanggung jawab terhadap dasar hidup yang
sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun kebenaran. Radhakrishnan dalam
bukunya, History of Philosophy, menyebutkan: Tugasfilsafat bukanlah sekadar
mencerminkan semangat masa ketika kita hidup, melainkan membimbingnya maju.
Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan, menentukan
arah dan menuntun pada jalan baru. Filsafat hendaknya mengilhamkan keyakinan
kepada kita untuk menompang dunia baru, mencetak manusia-manusia yang
menjadikan penggolongan-penggolongan berdasarkan 'nation', ras, dan keyakinan keagamaan
mengabdi kepada cita mulia kemanusiaan.
Filsafat tidak ada artinya sama sekali apabila tidak universal, baik dalam ruang lingkupnya maupun dalam semangatnya. Studi filsafat harus membantu orang-orang untuk membangun keyakinan keagamaan atas dasar yang matang secara intelektual. Filsafat dapat mendukung kepercayaan keagamaan seseorang, asal saja kepercayaan tersebut tidak bergantung pada konsepsi prailmiah yang usang, yang sempit dan yang dogmatis. Urusan (concerns) utama agama ialah harmoni, pengaturan, ikatan, pengabdian, perdamaian, kejujuran, pembebasan, dan Tuhan.
Filsafat tidak ada artinya sama sekali apabila tidak universal, baik dalam ruang lingkupnya maupun dalam semangatnya. Studi filsafat harus membantu orang-orang untuk membangun keyakinan keagamaan atas dasar yang matang secara intelektual. Filsafat dapat mendukung kepercayaan keagamaan seseorang, asal saja kepercayaan tersebut tidak bergantung pada konsepsi prailmiah yang usang, yang sempit dan yang dogmatis. Urusan (concerns) utama agama ialah harmoni, pengaturan, ikatan, pengabdian, perdamaian, kejujuran, pembebasan, dan Tuhan.
Berbeda dengan pendapat Soemadi
Soerjabrata, yaitu mempelajari filsafat adalah untuk mempertajamkan pikiran,
maka H. De Vos berpendapat bahwa filsafat tidak hanya cukup diketahui, tetapi
harus dipraktekkan dalam hidup sehari-sehari. Orang mengharapkan bahwa filsafat
akan memberikan kepadanya dasar-dasar pengetahuan, yang dibutuhkan untuk hidup
secara baik. Filsafat harus mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup secara
baik. Filsafat harus mengajar manusia, bagaimana ia harus hidup agar dapat
menjadi manusia yang baik dan bahagia. Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa tujuan filsafat adalah mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam
logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun metafisik (hakikat
keaslian).
Aliran-aliran
dalam filsafat
Aliran-aliran yang terdapat dalam
filsafat sangat banyak dan kompleks. Di bawah ini akan kita bicarakan aliran
metafisika, aliran etika, dan aliran-aliran teori pengetahuan.
a. Aliran-aliran metafisika
a. Aliran-aliran metafisika
Menurut Prof. S. Takdir Alisyahbana,
metafisika ini dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu (1) yang mengenai
kuantitas (jumlah) dan (2) yang mengenai kualitas (sifat).Yang mengenai
kuantitas terdiri atas (a)monisme, (b) dualisme, dan (c) pluralisme. Monisme
adalah aliran yang mengemukakan bahwa unsur pokok segala yang ada ini adalah
esa (satu). Menurut Thales: air menurut Anaximandros: 'apeiron' menurut
Anaximenes: udara. Dualisme adalah aliran yang berpendirian bahwa unsure pokok
sarwa yang ada ini ada dua, yaitu roh dan benda. Pluralisme adalah aliran yang
berpendapat bahwa unsur pokok hakikat kenyataan ini banyak. Menurut Empedokles:
udara, api, air dan tanah. Yang mengenai kualitas dibagi juga menjadi dua
bagian besar, yakni (a) yang melihat hakikat kenyataan itu tetap, dan (b) yang
melihat hakikat kenyataan itu sebagai kejadian.
Yang termasuk golongan pertama (tetap) ialah: " Spiritualisme, yakni aliran yang berpendapat bahwa hakikat itu bersifat roh. " Materialisme, yakni aliran yang berpendapat bahwa hakikat itu bersifat materi. Yang termasuk golongan kedua (kejadian) ialah: " Mekanisme, yakni aliran yang berkeyakinan bahwa kejadian di dunia ini berlaku dengan sendirinya menurut hukum sebab-akibat. " Aliran teleologi, yakni aliran yang berkeyakinan bahwa kejadian yang satu berhubungan dengan kejadian yang lain, bukan oleh hukum sebab-akibat, melainkan semata-mata oleh tujuan yang sama. " Determinisme, yaitu aliran yang mengajarkan bahwa kemauan manusia itu tidak merdeka dalam mengambil putusan-putusan yang penting, tetapi sudah terpasti lebih dahulu. " Indeterminisme, yaitu aliran yang berpendirian bahwa kemauan manusia itu bebas dalam arti yang seluas-luasnya.
Yang termasuk golongan pertama (tetap) ialah: " Spiritualisme, yakni aliran yang berpendapat bahwa hakikat itu bersifat roh. " Materialisme, yakni aliran yang berpendapat bahwa hakikat itu bersifat materi. Yang termasuk golongan kedua (kejadian) ialah: " Mekanisme, yakni aliran yang berkeyakinan bahwa kejadian di dunia ini berlaku dengan sendirinya menurut hukum sebab-akibat. " Aliran teleologi, yakni aliran yang berkeyakinan bahwa kejadian yang satu berhubungan dengan kejadian yang lain, bukan oleh hukum sebab-akibat, melainkan semata-mata oleh tujuan yang sama. " Determinisme, yaitu aliran yang mengajarkan bahwa kemauan manusia itu tidak merdeka dalam mengambil putusan-putusan yang penting, tetapi sudah terpasti lebih dahulu. " Indeterminisme, yaitu aliran yang berpendirian bahwa kemauan manusia itu bebas dalam arti yang seluas-luasnya.
b. Aliran-aliran etika
Aliran-aliran penting dalam etika
banyak sekali, diantaranya ialah:
·
Aliran etika nuturalisme, yaitu aliran yang beranggapan
bahwa kebahagiaan manusia itu diperoleh dengan menurutkan panggilan natural
(fitrah) kejadian manusia sekali.
·
Aliran etika hedonisme, yaitu aliran yang berpendapat
bahwa perbuatan susila itu ialah perbuatan yang menimbulkan 'hedone'
(kenikmatan dan kelazatan).
·
Aliran etika utilitarianisme, yaitu aliran yang menilai baik dan
buruknya perbuatan manusia ditinjau dari kecil dan besarnya manfaat bagi
manusia (utility = manfaat).
·
Aliran etika idealisme, yaitu aliran yang menilai baik
buruknya perbuatan manusia janganlah terikat pada sebab-musabab lahir, tetapi
haruslah didasarkan atas prinsipkerohanian (idea) yang lebih tinggi.
·
Aliran etika vitalisme, yaitu aliran yang menilai
baik-buruknya perbuatan manusia itu sebagai ukuran ada atau tidak adanya daya
hidup (vital) yang maksimum mengendalikan perbuatanitu.
·
Aliran etika theologis, yaitu aliran yang berkeyakinan
bahwa ukuran baik dan buruknya perbuatan manusia itu dinilai dengan sesuai atau
tidak sesuainya dengan perintah Tuhan (Theos = Tuhan).
c. Aliran-aliran teori pengetahuan
Aliran ini mencoba menjawab
pertanyaan, bagaimana manusia mendapat pengetahuannya sehingga pengetahuan itu
benar dan berlaku. Pertama, golongan yang mengemukakan asal atau sumber
pengetahuan. Termasuk ke dalamnya: " Rationalisme,
yaitu aliran yang mengemukakan bahwa sumber pengetahuan manusia ialah pikiran,
rasio dan jiwa manusia. " Empirisme,
yaitu aliran yang mengatakan bahwa pengetahuan manusia itu berasal dari
pengalaman manusia, dari dunia luar yang ditangkap pancainderanya. " Kritisisme (transendentalisme), yaitu
aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan manusia itu berasal dari luar maupun
dari jiwa manusia itu sendiri.
" Kedua, golongan yang
mengemukakan hakikat pengetahuan manusia. Termasuk ke dalamnya: " Realisme, yaitu aliran yang berpendirian
bahwa pengetahuan manusia itu adalah gambar yang baik dan tepat dari kebenaran
dalam pengetahuan yang baik tergambarkan kebenaran seperti sungguh-sungguhnya
ada. " Idealisme, yaitu aliran
yang berpendapat bahwa pengetahuan itu tidak lain daripada kejadian dalam jiwa
manusia, sedangkan kenyataan yang diketahui manusia itu sekaliannya terletak di
luarnya.
d. Aliran-aliran lainnya dalam
filsafat
Di samping aliran-aliran di atas,
masih banyak aliran yang lain dalam filsafat. Aliran-aliran itu antara lain
ialah:
·
Eksistensialisme, yaitu aliran yang berpendirian
bahwa filsafat harus bertitik tolak pada manusia yang kongkret, yaitu manusia
sebagai eksistensi, dan sehubungan dengan titik tolak ini. maka bagi manusia
eksistensi itu mendahului esensi.
·
Pragmatisme, yaitu aliran yang beranggapan bahwa
benar dan tidaknya sesuatu ucapan, dalil, atau teori, semata-mata bergantung
pada berfaedah atau tidaknya ucapan, dalil atau teori tersebut bagi manusia
untuk bertindak di dalam kehidupannya.
·
Fenomenologi, yaitu aliran yang berpendapat bahwa
hasrat yang kuat untuk mengerti yang sebenarnya dan keyakinan bahwa pengertian
itu dapat dicapai jika kita mengamati fenomena atau pertemuan kita dengan
realitas.
·
Positivisme, yaitu aliran yang berpendirian
bahwa filsafat hendaknya semata-mata berpangkal pada peristiwa yang positif,
artinya peristiwa-peristiwa yang dialami manusia.
·
Aliran filsafat hidup, yaitu aliran yang berpendapat
bahwa berfilsafat barulah mungkin jika rasio dipadukan dengan seluruh
kepribadian sehingga filsafat itu tidak hanya hal yang mengenai berpikir saja,
tetapi juga mengenai ada, yang mengikutkan kehendak, hati, dan iman, pendeknya
seluruh hidup.
Fungsl Filsafat
Filsafat sangat berguna karena
dengan belajar filsafat, kita semakin mampu menangani pertanyaan-pertanyaan
mendasar (makna realitas dan tanggung jawab) yang tidak terletak dalam wewenang
metode ilmu-ilmu khusus.
·
Berfilsafat
mengajak manusia bersikap arif, berwawasan luas terhadap berbagai problem yang
dihadapi. Manusia diharapkan mampu memecahkan problem tersebut dengan cara
mengidentifikasikannya agar jawaban-jawaban dapat diperoleh dengan mudah.
·
Filsafat
dapat membentuk pengalaman kehidupan seseorang secara lebih kreatif atas dasar
pandangan hidup atau ide-ide yang muncul karena keinginannya.
·
Filsafat
dapat membentuk sikap kritis seseorang dalam menghadapi permasalahan, baik
dalam kehidupan sehari-hari maupun kehidupan lainnya (interaksi dengan
masyarakat, komunitas, agama, dan hal-hal lain di luar dirinya) secara lebih
rasional, lebih arif, dan tidak terjebak dalam fanatisme yang berlebihan.
·
Terutama
bagi para ilmuwan atau para mahasiswa dibutuhkan kemampuan menganalisis, yaitu
analisis kritis secara komprehensif dan sintesis atas berbagai permasalahan
ilmiah yang dituangkan dalam suatu riset atau kajian ilmiah lainnya. Filsafat
dilaksanakan dalam suatu suasana pengetahuan yang mementingkan kontrol atau
pengawasan. Oleh karena itu, nilai ilmu pengetahuan timbul dari fungsinya,
sedangkan fungsi filsafat timbul dari nilainya.
Fungsi Filsafat Ilmu
Filsafat
ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi
filsafat ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara keseluruhan,
yakni :
·
Sebagai alat
mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
·
Mempertahankan,
menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
·
Memberikan
pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
·
Memberikan
ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan Menjadi sumber
inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri,
seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. Disarikan dari Agraha Suhandi
(1989)
Sedangkan
Ismaun (2001) mengemukakan fungsi filsafat ilmu adalah untuk memberikan
landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin
ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Selanjutnya
dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu: sebagai
confirmatory theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis
dengan evidensi dan theory of explanation yakni berupaya menjelaskan berbagai
fenomena kecil ataupun besar secara sederhana.
Refreensi ny drimnA
BalasHapus